Bahan Pangan Nabati – Bahan pangan merupakan sumber makanan yang menjadi kebutuhan utama bagi kehidupan makhluk hidup, terutama manusia. Manusia membutuhkan bahan pangan sebagai sumber nutrisi yang akan membantu pertumbuhan dan memberikan energi untuk melakukan berbagai kegiatan sehari-hari. Secara umum, bahan pangan manusia dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu bahan pangan nabati dan bahan pangan hewani. Kedua bahan pangan ini sama-sama menjadi sumber makanan yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Akan tetapi, bahan pangan yang biasanya menjadi sumber makanan pokok atau utama bagi manusia adalah bahan pangan nabati. Dari namanya saja kalian mungkin sudah tau bahwa bahan pangan ini berasal dari tumbuhan. Namun, jika kalian ingin mengetahui lebih jauh mengenai pengertian, jenis, contoh, karakteristik, dan manfaat dari bahan pangan nabati, kalian dapat menyimak penjelasan berikut ini. Berikut adalah buku mengenai pengetahuan bahan dan konsumsi makanan yang akan memberikan pemahaman mengenai diversifikasi pangan yang lebih baik. Pengertian Bahan Pangan NabatiJenis Bahan Pangan NabatiTanaman HortikulturaTanaman PanganContoh Bahan Pangan NabatiBuah-buahanSayur-sayuranSerealiaKacang-kacanganUmbi-umbianRempah-rempahKarakteristik Bahan Pangan Nabati1. Berdasarkan Tekstur Fisik2. Berdasarkan RasaManfaat Kandungan Protein Bahan Pangan NabatiDapat Menjaga Berat BadanDapat Membuat Tubuh Menjadi Lebih SehatDapat Menurunkan Risiko Penyakit JantungDapat Menurunkan Risiko Penyakit KankerDapat Menurunkan Risiko Penyakit Diabetes Tipe 2Dapat Meningkatkan Performa Olahraga Bahan pangan nabati adalah bahan pangan yang dihasilkan oleh tumbuhan yang dapat dikonsumsi oleh manusia. Bahan pangan nabati dapat dikonsumsi setelah diolah ataupun dikonsumsi secara langsung. Bahan pangan jenis ini mengandung berbagai gizi yang diperlukan bagi tubuh manusia, seperti vitamin, mineral, serat, karbohidrat, kalsium, zat besi, dan protein. Jenis Bahan Pangan Nabati Bahan pangan nabati terbagi menjadi 2 dua jenis, yaitu bahan pangan yang berasal dari tanaman hortikultura dan bahan pangan yang berasal dari tanaman pangan. Tanaman Hortikultura Tanaman hortikultura merupakan tanaman yang dihasilkan dari proses budidaya pertanian secara modern. Tanaman budidaya ini memiliki beberapa ciri, yaitu dapat mudah busuk, memerlukan ruangan yang besar dalam proses penanamannya, panen secara musiman, serta memerlukan lokasi tanam yang sesuai. Tanaman hortikultura dapat membantu menjaga kesehatan tubuh manusia karena memiliki banyak kandungan serat, zat besi, kalsium, fosfor, mineral, serta vitamin, seperti vitamin A, vitamin B, vitamin C, dan vitamin E. Jenis tanaman hortikultura yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan adalah buah-buahan dan sayur-sayuran. Beberapa contoh sayur-sayuran, yaitu sawi, bayam, wortel, kangkung, selada, kol, buncis, dan mentimun. Berikut adalah buku mengenai terapi herba dari buah dan sayuran untuk 10 Penyakit Utama. Tanaman Pangan Tanaman pangan merupakan berbagai jenis tanaman yang mengandung banyak karbohidrat dan protein yang bermanfaat sebagai sumber tenaga atau energi bagi manusia. Tanaman pangan menjadi sumber makanan pokok yang mendukung keberlangsungan hidup manusia. Jenis tanaman pangan yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber makanan manusia, yaitu berbagai tanaman serealia, kacang-kacangan, dan umbi-umbian. Contoh Bahan Pangan Nabati Berikut adalah beberapa contoh bahan pangan nabati. Buah-buahan Buah dikenal sebagai bahan pangan yang memiliki rasa enak dan segar serta mengandung banyak nutrisi yang berguna bagi tubuh manusia. Bahan pangan jenis ini menjadi sumber sumber makanan yang kaya akan mineral, serat, serta berbagai vitamin, seperti vitamin A, vitamin B, vitamin B1, vitamin B6, dan vitamin C. Beberapa contoh buah-buahan, yaitu apel, nanas, mangga, jambu, manggis, pisang, jeruk, melon, dan semangka. Sayur-sayuran Sayur merupakan bahan pangan yang memiliki gizi cukup lengkap. Sayur menjadi sumber makanan yang mengandung berbagai nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh, seperti vitamin, mineral, serat, kalsium, kalium, zat besi, dan folat. mengandung vitamin yang lengkap untuk tubuh. Beberapa contoh sayur-sayuran, yaitu sawi, bayam, terong, kangkung, selada, kol, buncis, dan mentimun. Berikut adalah buku mengenai resep lanjutan program detoks dengan sayuran. Serealia Serealia merupakan bahan pangan yang dihasilkan dari biji-bijian tumbuhan pangan yang ditanam sebagai sumber makanan pokok bagi manusia. Biji-bijian jenis ini menjadi sumber makanan yang memiliki kandungan utama berupa karbohidrat. Selain itu, tanaman ini juga kaya akan protein, memiliki kandungan lemak yang rendah, mengandung banyak serat kasar, mengandung banyak mineral, serta memiliki kandungan vitamin, seperti vitamin E dan vitamin B. Beberapa contoh tanaman serealia, yaitu beras, jagung, gandum, sorgum, dan barley. Kacang-kacangan Kacang-kacangan dihasilkan dari jenis tanaman pangan yang memiliki biji berukuran relatif lebih besar dari jenis biji-bijian serealia. Kacang-kacangan mengandung banyak serat, protein, lemak yang menyehatkan, mineral, dan vitamin, terutama vitamin E. Beberapa contoh kacang-kacangan, yaitu kacang tanah, kacang merah, kacang hijau, kacang kedelai, kacang almond, kacang mete, dan kacang pinus. Umbi-umbian Umbi-umbian merupakan bahan pangan nabati yang terbentuk di dalam tanah. Umbi-umbian menjadi sumber makanan yang memiliki kandungan utama berupa karbohidrat atau pati. Selain itu, umbi-umbian juga mengandung serat, vitamin, mineral, protein, kalsium, zat besi, fosfor, kalium, dan lainnya. Beberapa contoh umbi-umbian adalah kentang, singkong, talas, ubi jalar, bawang, bawang, dan bengkoang. Rempah-rempah Rempah-rempah merupakan bahan pangan yang biasanya dimanfaatkan sebagai penguat rasa pada makanan. Selain berperan sebagai penguat rasa, rempah-rempah juga memiliki berbagai kandungan yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh manusia. Rempah-rempah dapat dimanfaatkan untuk menurunkan kadar gula, melawan peradangan, mengatasi mual dan sakit perut, memelihara kesehatan jantung, meredakan rasa sakit, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, mencegah alergi dan hidung tersumbat, menjaga kesehatan pencernaan, menurunkan kolesterol, serta mengurangi berat badan dan lemak tubuh. Beberapa contoh rempah-rempah, yaitu jahe, kayu manis, kunyit, kencur, jintan, serai, kapulaga, ketumbar, ginseng, buah pala, dan lada hitam. Berikut adalah buku mengenai manfaat rempah-rempah dan bumbu dapur bagi kesehatan. Karakteristik Bahan Pangan Nabati Bahan pangan nabati memiliki karakteristik yang dapat dibedakan berdasarkan tekstur fisik dan rasa. 1. Berdasarkan Tekstur Fisik Bahan pangan nabati berdasarkan tekstur fisiknya dapat dibagi menjadi 5 lima kelompok, yaitu Bertekstur Lunak Beberapa contoh bahan pangan nabati yang memiliki tekstur lunak, yaitu sayuran dan beberapa jenis buahan, seperti pepaya, mangga, pisang, nanas, duku, jeruk, dan stroberi. Bertekstur Keras Beberapa contoh bahan pangan nabati memiliki tekstur keras, yaitu umbi-umbian, bahan pangan yang berasal dari batang, serta beberapa jenis buah, seperti apel, salak, dan pir. Bertekstur Ulet Bahan pangan nabati yang memiliki tekstur ulet adalah bahan pangan yang berasal dari batang atau akar tumbuhan, seperti akar teratai. Bertekstur Rapuh Bahan pangan nabati yang memiliki tekstur rapuh adalah bahan pangan yang diolah dengan cara dikeringkan, seperti gaplek dan jagung pipilan. Bertekstur Kenyal, Lentur, dan Elastis Bahan pangan nabati dengan tekstur kenyal, lentur, dan elastis dimiliki oleh beberapa jenis buah-buahan tertentu. 2. Berdasarkan Rasa Bahan pangan nabati berdasarkan rasa dibagi menjadi 3 tiga kelompok, yaitu Rasa Manis Beberapa contoh bahan pangan nabati yang memiliki rasa manis yaitu papaya, pisang, jambu, kelengkeng, rambutan, melon, semangka, dan pir. Rasa Asam Beberapa contoh bahan pangan nabati yang memiliki rasa asam, yaitu markisa, kedondong, jeruk, dan asam jawa. Rasa Pahit Beberapa contoh bahan pangan nabati yang memiliki rasa pahit yaitu daun pepaya, pare, kakao, kopi, dan berbagai jenis temu-temuan. Manfaat Kandungan Protein Bahan Pangan Nabati Kandungan protein sangat bermanfaat bagi tubuh untuk mendukung segala kegiatan manusia dalam kesehariannya. Protein menjadi pembentuk 20 persen bagian tubuh, seperti rambut dan kuku. Protein juga memiliki peran penting untuk memperbaiki jaringan tubuh, membangun otot, serta menghasilkan hormon, enzim, dan biokimia. Akan tetapi, protein tidak bisa disimpan dalam tubuh untuk waktu yang lama. Karena itu, sangat perlu untuk memastikan kecukupan jumlah protein dalam tubuh. Protein hewani sebenarnya dapat dikatakan memiliki kandungan yang lebih lengkap dibanding protein nabati. Namun, protein nabati juga memiliki berbagai manfaat penting bagi tubuh. Beberapa contoh bahan pangan nabati yang memiliki kandungan protein terbaik, yaitu tempe, tahu, edamame kedelai jepang, quinoa, chickpea kacang arab, kacang almond, biji chia, bayam, brokoli, kentang, dan alpukat. Berikut adalah beberapa manfaat yang akan didapatkan dengan mengonsumsi protein nabati. Dapat Menjaga Berat Badan Protein yang terkandung dalam bahan pangan nabati cenderung memiliki jumlah kalori dan lemak yang lebih sedikit dibandingkan dengan bahan pangan hewani. Selain itu, bahan pangan nabati juga mengandung serat yang tinggi dan berbagai nutrisi penting bagi tubuh. Mengganti sebagian asupan protein dengan sumber makanan yang mengandung protein nabati dapat mengontrol berat badan dan membantu menurunkan berat badan bagi seseorang yang sedang diet tanpa kehilangan nutrisi penting. Dapat Membuat Tubuh Menjadi Lebih Sehat Mengonsumsi protein yang berasal dari sumber pangan nabati telah terbukti dapat membuat seseorang hidup lebih sehat dan lama. Maggie Berghoff, seorang konsultan kesehatan, mengatakan bahwa mengonsumsi protein yang berasal dari bahan pangan nabati penting untuk membuat hidup lebih panjang, kuat, dan sehat. Hasil riset yang dilakukan oleh JAMA Internal Medicine juga mengungkapkan hal yang sama. Hasil riset tersebut menjelaskan bahwa mengonsumsi protein yang diperoleh dari kacang-kacangan dan biji-bijian cenderung membuat seseorang memiliki risiko kematian lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsi protein dari bahan pangan hewani. Dapat Menurunkan Risiko Penyakit Jantung Protein yang terkandung dalam bahan pangan nabati memiliki lebih sedikit lemak jenuh dan tanpa kolesterol. Selain itu, beberapa jenis bahan pangan nabati, seperti alpukat dan kacang-kacangan, juga menjadi sumber protein dengan lemak yang sehat dan baik untuk jantung. Mengkonsumsi banyak protein nabati dapat menurunkan kolesterol dan tekanan darah, yang menjadi faktor risiko dari penyakit jantung. Dapat Menurunkan Risiko Penyakit Kanker Kandungan serat dan nutrisi yang terdapat dalam bahan pangan nabati sangat penting untuk menjaga pencernaan tetap sehat sehingga akan menurunkan risiko berbagai penyakit, terutama penyakit kanker. Selain itu, World Health Organization WHO juga telah menyatakan bahwa olahan daging merah memiliki sifat karsinogenik, yang dapat menjadi penyebab penyakit kanker kolorektal, pankreas, dan prostat. Dapat Menurunkan Risiko Penyakit Diabetes Tipe 2 Selain penyakit jantung dan kanker, mengonsumsi protein yang berasal dari bahan pangan nabati juga dapat menurunkan risiko penyakit diabetes tipe 2. Dalam studi kecil yang dilakukan dengan melibatkan penderita diabetes tipe 2, ditemukan bahwa kadar kolesterol dan gula darah dapat diperbaiki saat mengganti konsumsi daging merah dengan legume sejenis kacang polong. Dapat Meningkatkan Performa Olahraga Mungkin banyak orang yang mengira bahwa seorang atlet harus mengonsumsi banyak protein yang berasal dari bahan pangan hewani. Namun, mengonsumsi banyak protein yang berasal dari bahan pangan nabati justru membuat seorang atlet memiliki performa yang lebih baik. Salah satunya adalah Tom Brady, seorang atlet sepak bola asal Amerika yang biasa mengonsumsi protein yang berasal dari bahan pangan nabati. Hal tersebut kemudian diikuti oleh teman-teman satu timnya dan mereka pun juga merasakan efek yang luar biasa. Mereka yang mengonsumsi protein nabati tersebut merasa mengalami peningkatan performa, energi, serta waktu pemulihan yang lebih cepat. ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisienBioavturatau biojet atau jet biofuel atau green jet avtur atau avtur nabati murni merupakan bahan bakar alternatif untuk pesawat terbang bermesin turbin. Bahan baku bioavtur adalah bahan nabati, salah satunya RBDPKO, yang diolah melalui berbagai teknologi proses tertentu. J2.4 merupakan campuran bioavtur 2,4% dan avtur fosil 97,6%.
Leather tanning is a process of converting of skin or hide protein into leather with adequate strength properties, resistance to various biological and physical agents, and capable of being used for a wide range of purposes. Leather tanning reactions between collagen-vegetable tannin-oxazolidine and collagen-dihydroxynaphthalenes DHNs-oxazolidine have been investigated using hide powder and sheepskin pickled pelt. This investigation showed that some DHNs have a tanning effect on collagen. The measurement of combined and cross-linked vegetable tannin and DHNs on collagen showed that 20-50% vegetable tannin, 1,6-and 2,6-DHNs were fixed through covalent bonding. Shrinkage temperature of the leather changed little after the non combined vegetable tannin and DHNs had been removed from the leather, indicating that the high stability of the combination tanned leather comes from the covalent bonding formed between vegetable tannage or DHNs and collagen through oxazolidine. Covalently bound tannin on collagen was more stable and could not be extracted by lyotropic agents.Dengankata lain pengembangan EBT tetap harus memperhatikan aspek sosial, ekonomi dan lingkungan termasuk konservasi agar dapat membawa manfaat yang sebesar-besarnya. Adalah "Bahan Bakar Nabati" yang paling berpotensi dikembangkan sebagai energi masa depan Indonesia. Bahan Bakar Nabati atau BBN adalah bagian dari sumber energi biomassa yang
www. PENDAHULUAN Karakteristik petani di Indonesia yang bersifat subsisten dengan kepemilikan lahan yang sempit menjadikan petani sangat mengggantungkan hidupnya terhadap lahan yang dimiliki, sehingga menyebabkan petani sering bersikap kurang kreatif, monoton dan protektif. Sikap yang demikian lebih mencerminkan pada ketakutan petani akan resiko kegagalan panen yang dihadapi jika mereka mencoba sesuatu yang baru. Oleh karena itu di dalam merencanakan program pertanian organik harus dilakukan berbagai pendekatan antara lain pendekatan program, kelembagaan, dan pendampingan terutama dalam penerapan teknologi budidaya. Pada dasarnya teknologi budidaya organik lebih menekankan kepada pemanfaatan bahan – bahan alami yang tersedia melimpah di sekitar petani untuk mendukung pertumbuhan tanaman tanpa menimbulkan efek negatif baik bagi lingkungan maupun tanaman itu sendiri, sehingga pemakaian bahan apapun harus melingdungi alam, petani maupun product yang dihasilkan dalam ekosistem pertanian tersebut. A. PEMILIHAN LOKASI LAHAN Dalam budidaya beras organik pemilihan lahan memegang peranan yang amat penting. Hal ini karena semua proses budidaya beras organik menggunakan lahan yang harus senantiasa bebas dari unsur – unsur non alami sintesis yang berasal dari luar lahan. Begitu pula tidak saja lahan dilihat dari aspek fisik tetapi juga lahan ditinjau dari aspek tata ruang dan geomorfologi. Oleh karena itu beberapa faktor yang harus diperhatikan di dalam pemilihan lahan untuk pengembangan beras organik adalah sebagai berikut 1. Tingkat Kesuburan Tanah Di dalam penilaian lahan dikenal dua macam istilah kesuburan tanah yaitu kesuburan aktual dan kesuburan potensial. Kesuburan Aktual adalah kemampuan tanah menyediakan unsur hara langsung bagi pertumbuhan tanaman, pengertiannya adalah jumlah unsur hara yang berada dalam larutan tanah yang mampu diambil/diserap oleh tanaman untuk pertumbuhannya. Parameter yang dapat dipakai untuk mengetahui kesuburan aktual secara sederhana adalah dengan melihat tingkat pertumbuhan tanaman asli yang ada di lahan tersebut. Apabila pertumbuhan tanaman asli tanpa pemupukan terlihat baik menunjukkan bahwa tingkat kesuburan aktual lahan tersebut baik, begitu pula sebaliknya. Sedangkan Kesuburan Potensial adalah kemampuan tanah menyediakan unsur hara bagi tanaman secara tidak langsung. Pengertiannya adalah jumlah unsur hara yang berada dalam bongkahan tanah terjerap di dalam koloid tanah yang tidak bisa langsung diserap / diambil oleh tanaman untuk pertumbuhannya. Jadi unsur hara tersebut apabila akan diserap oleh tanaman harus melalui proses pelepasan terlebih dahulu dari koloid tanah ke dalam larutan tanah. Tingkat kesuburan potensial ini dapat diketahui melalui pengujian sample tanah di dalam laboratorium. Parameter kesuburan potensial ini diantaranya Kejenuhan Basa KB, pH tanah, Kapasitas Tukar Kation KTK dan Jenis Mineral Tanah. Semakin tinggi KB dan KTK tanah maka tingkat kesuburan potensial tanah semakin tinggi. Secara sederhana kesuburan potensial ini dapat juga ditunjukkan oleh warna tanah, semakin gelap warna tanah maka kesuburan potensial semakin tinggi, sebagai contoh tanah-tanah disekitar pegunungan berapi memiliki warna yang lebih gelap dibandingkan dengan warna tanah di daerah yang jauh dari pegunungan berapi. Secara ringkasnya, tingkat kesuburan aktual berkaitan dengan pengusahaan lahan dalam jangka pendek sedangkan kesuburan potensial adalah pengusahaan lahan untuk jangka panjang. Oleh karena itu lahan yang baik adalah lahan yang memiliki tingkat kesuburan lahan aktual dan potensial yang tinggi. 2. Sifat Fisik Tanah Dalam usaha pemanfaatan tanah oleh manusia, pengetahuan tentang sifat-sifat fisik tanah sangat diperlukan sebagai dasar. Sebab penyimpanan unsur hara yang diperlukan tanaman dan kapasitas penyediaan air dalam tanah dapat diketahui ; selain itu dapat diketahui juga pertumbuhan akar dan aerasinya. Dari data tersebut dapat ditentukan jenis penggunaan tanah yang dimilikinya. Sifat fisik tanah tersebut diantaranya a. Tekstur Tanah Tekstur tanah merupakan sifat fisik tanah yang sukar berubah permanen, Tekstur tanah berarti komposisi antara bermacam – macam fraksi tanah yaitu fraksi pasir, debu dan liat lempung. Kasar atau halusnya tanah dapat ditentukan dari perbandingan ketiga fraksi tersebut. Tanah sawah yang mempunyai persentasi fraksi pasir dalam jumlah yang besar kurang baik untuk tanaman padi. Pada tanah sawah dituntut adanya lumpur, terutama untuk padi yang memerlukan tanah yang subur, dengan kandungan ketiga fraksi tersebut dalam perbandingan tertentu. Lumpur adalah butiran tanah halus yang seluruhnya diselubungi oleh air, sehingga pada tanah sawah diperlukan air dan butiran tanah dapat mengikat air dalam jumlah yang cukup, yang merupakan manifestasi dari banyaknya kandungan fraksi debu dan liat yang lebih kasar. b. Struktur Tanah Dalam pertanian, sifat tanah sangat berbeda – beda dan hal ini berhubungan dengan keadaan susunan tanah atau struktur tanahnya. Di pulau Jawa, menurut penelitian, padi dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang ketebalan lapisan atasnya antara 18 – 22 cm, terutama tanah muda dengan pH antara 4 – 7, sedangkan lapisan olah tanah sawah, menurut IRRI International Rice Research Institute adalah dengan ketebalan 18 cm. Pada lapisan tanah atas untuk pertanian pada umumnya mempunyai ketebalan antara 10 – 30 cm dengan warna tanah coklat sampai kehitaman, tanah tersebut gembur. Pada lapisan ini terdapat kandungan humus bunga tanah yang tinggi, sehingga tanah berwarna coklat kehitam – hitaman. Humus ini terjadi karena pembusukan dekomposisi bahan organik sisa – sisa tanaman atau hewan oleh jasad renik mikroba yang ada di dalam tanah. c. Ruang Pori Tanah Kebutuhan air dan udara di dalam tanah merupakan kebutuhan yang harus terpenuhi untuk kehidupan, baik tanaman maupun jasad renik yang ada di dalam tanah. Air dan udara diperlukan dalam jumlah yang seimbang. Ruang pori tanah adalah ruang antar butiran tanah di dalam struktur tanah. Keberadaan air dan udara di dalam tanah menempati ruang pori tanah dalam bentuk hubungan kesetimbangan. Apabila persentase air lebih banyak berada dalam ruang pori tanah maka jumlah udara di dalam pori tanah sedikit, begitu pula sebaliknya. Air di dalam tanah berfungsi membantu penyediaan unsur hara. Air mengalir membawa berbagai macam unsur hara dari daerah yang dilaluinya meresap ke dalam tanah di daerah perakaran kemudian diserap oleh tanaman untuk pertumbuhannya. Udara dapat masuk ke dalam tanah karena berbagai sebab, antara lain karena pengolahan tanah. Dengan pengolahan tanah maka udara akan masuk melalui pembalikan tanah. Udara tanah ini mengandung O2 yang berfungsi untuk pernafasan oleh akar tanaman. Keseimbangan antara udara dan air sangat diperlukan bagi tanah pertanian, sebab tanah yang kekurangan air dan kekurangan udara kurang baik bagi tanaman pada umumnya. 3. Bentuk Lahan dan Tata Ruang Bentuk lahan adalah penampakan lahan dilihat dalam suatu satuan hamparan. Faktor – faktor yang mempengaruhi bentuk lahan diantaranya proses pembentukan tanah, kemiringan, faktor eksternal, pergeseran kulit bumi dan sebagainya. Bentuk lahan dengan kemiringan lebih dari 5 persen tidak baik untuk budidaya padi. Perlakuan terasering pada umumnya digunakan untuk memanipulasi kendala kemiringan lereng tersebut, namun perlakuan tersebut akan menyebabkan pembalikan lapisan tanah bagian bahwa yang relatif kurang subur ke bagian atas. Di dalam budidaya beras organik penekanan pada aspek konservasi lahan sangat diperhatikan, maka disarankan memilih lahan yang secara alami memiliki bentuk yang relatif datar tanpa perlakuan fisik lagi dan berada dalam satu hamparan. Tata Ruang lahan adalah berkaitan dengan pengaturan penggunaan lahan dalam suatu kawasan hamparan. Di dalam budidaya beras organik ini pemilihan lahan sebagai tempat budidaya harus memperhatikan aktifitas penggunaan lahan disekitarnya, terutama penggunaan lahan di sebelah atas lahan yang akan dipakai untuk budidaya organik. Sebagai contoh penggunaan lahan untuk industri, lahan perkebunan intensif, dan lahan budidaya hortikultur non organik intensif dana lain sebagainya. Aktifitas industri akan mempengaruhi intervensi bahan – bahan non organik seperti asap mesin, limbah kimia, logam berat ke dalam kawasan budidaya beras organik tersebut. Walaupun di dalam budidaya kita tidak mempergunakan bahan – bahan non organik tetapi dalam kalau terjadi intervensi bahan non organik dari luar maka hasil produksi berasnya akan terdapat kandungan bahan – bahan non organik tersebut. 4. Riwayat Lahan Budidaya organik menekankan pada penggunaan bahan – bahan alami dalam proses budidaya pertaniannya maupun dalam pengendalian hama penyakitnya. Oleh karena sebelum melakukan budidaya beras organik sangatlah perlu diketahui kandungan residu pupuk kimia sistetis dan kandungan residu pestisida di lahan. Kandungan residu kimia sintesis dan residu pestisida di lahan dapat diketahui dengan dua cara, yaitu melakukan pengujian sample tanah di laboratorium atau menelusuri riwayat pengelolaan lahan sebelumnya. Pengujian sample tanah di laboratorium dapat mengetahui secara pasti jumlah kadungan residu kimia sintesis dan residu pestisida yang ada di lahan, sehingga dapat dipakai untuk membuat perencanaan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk mengurangi kandungan bahan residu tersebut dan bagaimana cara yang dipilih untuk menguranginya. Sedangkan riwayat lahan digunakan untuk menelusuri bagaimana pengelolaan dan intensitas budidaya tanaman pada periode sebelumnya. Lahan yang telah diusahakan secara intensif biasanya memiliki kandungan residu kimia sintesis dan residu pestisida lebih tinggi dibandingkan dengan lahan yang diusahakan tidak intensif. Menurut standar IFOAM, lahan yang telah dibudidayakan secara intensif dapat dinyatakan sebagai suatu lahan yang telah melakukan suatu proses pertanian organik apabila telah melakukan 5 – 7 budidaya pertanian organik. B. IRIGASI Air sangat diperlukan tanaman padi sawah untuk pertumbuhan. Tanpa air semua proses biologis akan terhenti, dan semua zat hara yang tersedia pun akan sia – sia. Fungsi air dalam penanaman padi sawah diantaranya ? Untuk memasak makanan, tanaman membutuhkan air, udara dan sinar matahari di dalam fotosintesisnya pemasakan makanan ? Air berfungsi membawa karbohidrat dan mineral ke bagian – bagian tanaman sebagai cadangan makanan ? Penguapan air berguna untuk kestabilan suhu di sekitar tanaman, pori – pori daun akan tertutup bila kadar air di dalam daun terlalu kecil Pengairan di sawah biasanya dibedakan menjadi pengairan terus menerus dan pengairan secara periodik. Di dalam budidaya padi organik pengairan juga menjadi sangat penting karena apabila tidak diperhatikan air dapat membawa bahan – bahan sintesis dan pestisida ke dalam lahan organik. Oleh karena penggunaan air irigasi untuk budidaya padi organik harus memenuhi syarat diantaranya 1. Air yang digunakan untuk mengairi sawah berasal dari mata air setempat yang langsung mengalir ke lahan organik atau air yang mengair tidak boleh melewati lahan atau area yang menggunakan bahan – bahan kimis sintesis, bahan pestisida kimiawi dan logam berat ke dalam air irigasi 2. Air yang masuk ke petak sawah harus dipertahankan agar bisa menggenangi dan merata, sehingga semua permukaan tanah terairi dan basah 3. Pada petak sawah harus terdapat lubang pemasukan dan pembuangan air yang letaknya berseberangan 4. Air yang membawa lumur dan kotoran diendapkan di dalam petak sawah 5. Aliran air di dalam petak persawahan melalui dua saluran pembuang dan pemasukan harus bisa menunjang pertukaran udara di dalam tanah, sehingga dapat dipakai untuk pernafasan akar – akar tanaman C. BENIH Dalam budidaya tanaman, pembenihan merupakan salah satu faktor pokok yang harus diperhatikan, karena faktor tersebut ikut menentukan produksi. Benih padi adalah gabah yang dihasilkan dengan cara dan tujuan khusus untuk digunakan sebagai bahan pertanaman. Kualitas benih ini ditentukan dalam proses perkembangan dan kemasakan benih, panen dan perontokan, pembersihan, pengeringan, penyimpanan benih sampai pertumbuhan di persemaian. Sertifikasi benih yang mendapat pemeriksaan lapangan dan pengujian laboratoris dari instansi yang berwenang dengan memenuhi standar yang telah ditentukan adalah sangat diperlukan. Benih bersertifikasi dibagi dalam empat kelas, yaitu 1. Benih Penjenis Breeder Seed = SS = Benih teras Yakni benih yang dihasilkan oleh instansi yang telah ditentukan atau di bawah pengawasan pemulia tanaman. Benih ini jumlahnya sedikit dan merupakan sumber perbanyakan benih dasar. Benih ini masih murni. 2. Benih Dasar Foundation Seed = FS Benih dasar merupakan keturunan pertama dari benih penjenis yang memenuhi standar mutu kelas benih dasar. Benih ini hasil produksi Lembaga Pusat Penelitian, Balai Benih dan produsen tertentu yang disertifikasi oleh Balai pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura. 3. Benih Pokok Stock Seed = SS Keturunan pertama dari benih dasar atau benih penjenis yang memenuhi standar kelas benih pokok. Benih pokok disertifikasi oleh Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura. 4. Benih Sebar Extension Seed = ES Benih sebar ini adalah keturunan pertama dari benih pokok, benih dasar atau benih penjenis yang memenuhi standar mutu kelas benih sebar. Benih sebar disertifikasi oleh Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura. Adapun ketentuan persyaratan untuk benih sebar komoditi padi benih berlabel biru adalah sebagai berikut ? Kemurnian benih minimal 98,0% ? Persentase kotoran 2,0% ? Mempunyai daya tumbuh minimal 80,0% ? Kadar air dalam benih maksimal 13,0% ? Persentase biji tanaman lain dalam benih sebar maksimal 0,2% ? Persentase biji rumput maksimal 0,2% Dengan adanya sertifikasi benih ini, diharapkan para petani dapat menggunakan benih yang bersertifikat utamanya benih berlabel biru. Label benih yang terdapatpada kemasan benih tertulis keterangan sebagai berikut Nama produsen benih, Alamat, Jenis tanaman, Varietas, Berat bersih, Nomor kelompok, Tanggal selesai pengujian, Kadar air, Benih murni, benih varietas lain, kotoran benih, biji rumputan, Daya tumbuh, Tanggal akhir berlakunya label. Pada dasarnya jenis bibit apapun bisa digunakan dalam proses produksi beras organik. Namun, seperti dijelaskan di atas, pemilihan varietas sangat penting dilakukan dalam rangka untuk menghasilkan kualitas beras organik yang baik. Penggunaan varietas unggul akan sangat besar manfaatnya dalam menekan tingkat serangan hama atau penyakit, adaptasi terhadap lingkungan, dan kemampuan untuk bereproduksi tinggi. Dengan pemilihan varietas unggul yang baik dan tepat maka resiko buruk terhadap tanaman padi yang ditanam menjadi sangat kecil. Sebaliknya kita pun justru mendapatkan manfaat – manfaat yang optimal. Sebagai acuan dalam memilih varietas untuk proses produksi beras organik maka di bawah ini disajikan sifat – sifat varietas unggul padi. Namun biasanya sifat – sifat ini tidak kesemuanya ada dalam satu jenis varietas unggul saja. Sifat – sifat varietas unggul padi 1. Beranak banyak 2. Anakan produktif tinggi 3. Jumlah butir padi daam tiap bulir di atas 150 buah 4. Sangat baik dalam menyerap pupuk 5. Berumur sekitar 110 – 135 hari setelah tebar 6. Tahan terhadap hama dan penyakit utama 7. Berdaun tegak, sehingga dapat menangkap sinar matahari secara efektif yang berguna untuk fotosintesa 8. Tanah rebah karena bentuknya yang pendek dan kaku D. PEMUPUKAN Tanaman padi memerlukan makanan unsur hara untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Unsur hara yang terkandung di dalam setiap bahan untuk melengkapi unsur hara yang ada pada tanah yang diperlukan tanaman, dinamakan pupuk. Tujuan penggunaan pupuk ialah untuk memperbaiki struktur tanah dan untuk memenuhi kebutuhan makanan bagi tumbuhan yang berfungsi sebagai, cadangan makanan, pertumbuhan tanaman, mempertahankan kehidupan tanaman dan sebagai proses reproduksi. Di dalam proses budidaya padi secara organik maka hal yang sangat diperlukan adalam pemakaian pupuk organik dan bukan pupuk kimia sintesis. Penekanan ini sebetulnya merupakan langkah konservasi terhadap lahan. Penggunaan pupuk kimia sintesis yang berlebihan akan memberikan dampak negatif diantaranya , perubahan sifat fisik tanah struktur tanah menjadi pejal / mampat, ruang pori tanah menurun dsb, penurunan sifat kimia tanah penurunan pH tanah, ketersediaan unsur hara dalam larutan tanah, dan ketergantungan beberapa varietas padi terhadap pupuk kimia yang semakin meningkat. Oleh karena itu, pupuk yang digunakan dalam budidaya padi organik ini adalah pupuk organik alami. Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan dan sisa – sisa makanan atau hewan yang telah terdekomposisikan yang digunakan untuk memperbaiki struktur tanah dan menambah unsur hara. Pada awalnya hanya dikenal dua macam pupuk organik, pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan dan pupuk hijau yaitu pupuk organik yang menggunakan bahan sisa tanaman sebagai bahan untuk didekomposisikan. Namun seiring dengan kemajuan bioteknologi, telah diketemukan cara yang tepat untuk membuat pupuk organik. Cara tersebut diantaranya adalah penggunaan mikrobakter untuk mendekomposisikan bahan organik sehingga dapat mudah diserap oleh tanaman. Juga penggunaan cacing rubellus dan malacus untuk mengurai bahan organik sehingga menjadi pupuk yang baik untuk tanaman pertanian. Penggunaan pupuk organik ini sebetulnya tidak saja berfungsi untuk mensuplai unsur hara bagi tanaman tetapi juga untuk memperbaiki sifat – sifat fisika, kimia dan biologi tanah sehingga tanah mampu memberikan daya dukung yang berlangsung terus menerus bagi pertumbuhan tanaman. E. PENGENDALIAN HAMA Pengendalian hama dan penyakit tanaman di dalam budidaya padi organik ini menjadi sesuatu sangat penting. Hal ini disebabkan oleh tingginya ketergantungan pertani terhadap penggunaan pestisida sehingga diperlukan usaha keras untuk merubah budaya konvensional kepada inovasi baru Pengendalian Hama Tanaman yang mengutamakan pengendala alami. Di dalam budidaya tanaman padi secara organik, pengendalian hama penyakit dengan memanipulasi lingkungan yang tidak nyaman bagi perkembangbiakan hama penyakit dan menghilangkan secara gradual keberadaan hama dan penyakit tersebut. Sedangkan bahan yang digunakan dalam pengendalian hama penyakit ini digolongkan menjaditiga macam, yaitu Predator, yaitu organisme yang bertindak sebagai pemangsa bagi hama atau penyakit tanaman. Agen Hayati, adalah setiap organisme yang meliputi spesies, sub spesies, varitas, semua jenis serangga, nematoda, protozoa, cendawan, bakteri, virus, microplasma yang dalam semua tahap perkembangannya dapat digunakan untuk keperluan pengendalian hama penyakit tanaman. Pestisida Nabati, yaitu pestisida atau bahan pembunuh hama atau bahan yang membuat hama tidak nyaman berada pada tanaman tersebut yang dibuat dari bahan – bahan nabati. Sebagai contoh, penggunaan buah mahoni, kencur, daun bratawali, daun wedusan dan sebagainya. F. PASCA PANEN ? Pengeringan Tahap pertama setelah panen adalah pengeringan. Gabah hasil panen Gabah Kering Sawah harus dikeringkan terlebih dahulu sampai kadar air tertentu sebelum digiling menjadi beras. Pengeringan harus seragam dan kadar kekeringan maksimum yang diisyaratkan agar gabah tidak pecah saat digiling menjadi beras. Beras yang pecah akan menurunkan kualitas beras harga. Teknologi yang diperlukan dalam pengeringan ini diusahakan yang efisien baik luas lahan pengeringan, lama pengeringan, sumber energi untuk mengeringkan dan tenaga kerja yang mengolah pengeringan. Jika selama ini mengeringkan gabah dengan teknologi tradisional yaitu dijemur dengan mengandalkan panas sinar matahari, terdapat beberapa kelemahan, antara lain 1. Volume sangat tergantung dengan luas lahan penjemuran 2. Kadar kekeringan tidak dapat seragam karena tergantung pada sumber panas sinar matahari yang tidak rata 3. Waktu pengeringan menajdi lama dan tergantung dengan lamanya sinar matahari kendala cuaca dan rotasi siang-malam 4. Tenaga kerja penjemuran sangat banyak 5. Resiko susut sangat besar karena tertiup angin, rusak terinjak – injak tenaga kerja Untuk mengatasi kendala diatas, disarankan pengeringan dilakukan dengan menggunakan alat pengering otomatis dryer. Dryer memiliki beberapa kelebihan antara lain 1. Tidak tergantung cuaca, dapat dikerjakan siang dan malam, terus menerus 24 jam 2. Volume yang maksimal. Beberapa dryer memiliki kapasitas hingga 20ton/jam 3. Kadar kekeringan yang maksimal dan merata, karena panas yang diterima merata kesemua sisi dengan panas yang konstan. Kadar kekeringan yang diinginkan dapat dicapai dalam waktu yang singkat 4. Tidak memerlukan lahan yang luas dan dapat ditempatkan dilokasi yang diinginkan 5. Mengurangi resiko susut dan terjaga kebersihannya karena pengeringan diisolasi dalam ruang tertutup dalam dryer ? Penggilingan Proses selanjutnya adalah penggilingan dari gabah kering digiling menjadi beras. Untuk menjadi beras yang baik kualitasnya, gabah kering giling yang diisyaratkan harus mencapai kadar kekeringan maksimal 14%. Hal ini supaya gabah yang digiling mudah terkupas kulitnya. Penguasaan teknologi mesin penggilingan juga mempengaruhi hasil beras yang didapat. Pengaturan mesin yang tidak tepat dapat mengakibatkan 1. Gabah tidak dapat digiling atau bisa juga gabah pecah saat digiling 2. Tidak efisien, boros bahan bakar, bising dan tidak awet Masalah lain yang perlu diperhatikan adalah limbah hasil penggilingan berupa sekam dan dedak harus diatur penempatannya sehingga tidak mencemari lingkungan. Beberapa hal lain yang perlu diperhatikan dalam merencanakan sebuah rice milling unit RMU atau mesin penggiling padi adalah 1. Lokasi penempatan yang tidak mengganggu 2. Instalasi yang tepat dan mudah dalam perawatannya 3. Pemilihan mesin disesuaikan dengan kebutuhan yang meliputi kapasitas yang diinginkan, dana yang tersedia, kemudahan perawatan, mesin yang baik performanya 4. Pembangunan harus ditunjang sarana yang lain, seperti dekat dengan gudang penyimpanan dan kemudahan transportasi dalam proses selanjutnya 5. Tenaga operator RMU yang berpengalaman ? Pengayakan / Sorting Proses selanjutnya adalah penyaringan. Beras yang diperoleh dari proses penggilingan umumnya masih ditemui gabah yang tidak pecah, kulit, batu, kotoran. Disamping itu terdapat pula beras yang pecah, tidak utuh, beras putih, beras merah, beras kuning, beras hijau, dll. Proses penyaringan dilakukan dua tahap 1. Pengayakan bertujuan untuk mendapatkan beras yang utuh, palin tidak persentase beras pecahnya maksimal 5% 2. Pengipasan bertujuan untuk menghilangkan kulit, gabah kopong, debu dan kotoran yang ringan 3. Penyaringan sorting bertujuan untuk memisahkan membuang benda yang tidak diinginkan, yaitu batu, beras merah, beras putih, beras kuning, beras hijau, gabah, dan benda lainnya. Hasil akhir yang diperoleh adalah beras yang bersih dengan ukuran yang utuh. ? Pengemasan Setelah melalui beberapa tahap penyaringan hingga diperoleh beras organik dengan standar 1. Beras pecah maksimal 5% 2. Kadar kekeringan maksimal 14% 3. Bersih, bebas kotoran, bebas beras merah, putih, kuning, hijau Maka beras siap dikemas dalam kemasan yang juga harus memenuhi standar organik, yaitu 1. Aman, tidak mencemari beras 2. Kemasan berasal dari bahan baku yang ramah lingkungan dan dapat didaur ulang 3. Tidak menambahkan bahan pengawet dari bahan kimia yang berbahaya ? Penyimpanan Beras organik yang sudah dikemas disimpan dalam ruang dengan temperatur yang terjaga dalam ruangan yang bersih dan sirkulasi udara yang lancar. Sumber Di sadur Oleh M. ZAINI_PPL BKP3 Situbondo dari Yayasan Inovasi Tani Indonesia bekerjasama dengan Dinas Pertanian Propinsi Jawa Timur Tahun 2006
T7lKbRp.